Selasa, 29 April 2025

Pacing dan Leading

 


Pacing dan Leading untuk Mempengaruhi Orang

Pengertian Pacing dan Leading

Pacing adalah teknik untuk menyesuaikan diri dengan orang lain dengan cara meniru bahasa tubuh, nada suara, dan gaya bicara mereka. Hal ini membuat orang merasa lebih nyaman dan terhubung dengan Anda.


Leading adalah teknik untuk mengarahkan orang lain ke arah yang Anda inginkan dengan cara memberikan sugesti atau ide-ide yang halus.


Contoh Pacing dan Leading


• Pacing: Ketika Anda bertemu dengan seseorang, perhatikan cara mereka berbicara, nada suara mereka, dan bahasa tubuh mereka. Cobalah untuk meniru gaya mereka dengan halus. Misalnya, jika mereka berbicara dengan lambat dan tenang, Anda juga dapat berbicara dengan lambat dan tenang.


• Leading: Setelah Anda membangun hubungan yang baik dengan orang tersebut, Anda dapat mulai mengarahkan mereka ke arah yang Anda inginkan. Misalnya, jika Anda ingin mereka membeli produk Anda, Anda dapat mengatakan sesuatu seperti, "Saya yakin produk ini akan sangat bermanfaat bagi Anda."


Contoh Praktis


Misalnya, Anda ingin meyakinkan teman Anda untuk pergi ke bioskop bersama Anda.


• Pacing: Anda dapat memulai dengan mengatakan, "Wah, filmnya kayaknya seru banget ya!" sambil meniru ekspresi wajah dan nada suara teman Anda.


• Leading: Kemudian, Anda dapat menambahkan, "Kita bisa nonton bareng, terus ngobrol-ngobrol tentang filmnya setelahnya."


Kesimpulan


Pacing dan leading adalah teknik yang efektif untuk mempengaruhi orang lain. Dengan memahami dan menerapkan teknik ini, Anda dapat membangun hubungan yang lebih baik dan mencapai tujuan Anda.

Minggu, 27 April 2025

Ghibah

 


Rasulullah ﷺ bersabda:

> "Tahukah kalian apa itu ghibah?" Mereka berkata, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Beliau bersabda, "Engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang ia tidak suka." Seseorang bertanya, "Bagaimana jika apa yang aku katakan itu benar-benar ada pada saudaraku?" Beliau menjawab, "Jika apa yang kamu katakan itu ada padanya, berarti kamu telah mengghibahnya. Dan jika tidak ada padanya, berarti kamu telah memfitnahnya."

(HR. Muslim no. 2589)


1. Hadits tentang bahayanya ghibah:

Rasulullah ﷺ bersabda:

> "Barangsiapa melakukan ghibah terhadap saudaranya maka puasanya batal dan wudhunya rusak. Jika ia mati sebelum bertaubat, maka ia mati dalam keadaan halal baginya api neraka."

(HR. Ad-Dailami dalam Musnad al-Firdaus)


Penjelasan:

Ghibah itu bukan dosa ringan — bisa merusak amal ibadah kita seperti puasa dan wudhu. Kalau tidak segera taubat, bisa menjadi sebab masuk neraka. Na’udzubillah.


2. Ghibah diibaratkan memakan daging saudara sendiri:

Allah berfirman dalam Al-Quran:

> "Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

(QS. Al-Hujurat: 12)


Penjelasan:

Allah menggambarkan betapa menjijikkannya ghibah, seperti memakan daging saudara sendiri yang sudah mati. Ini menunjukkan betapa besarnya dosa ghibah di sisi Allah.


3. Ghibah bisa menghilangkan pahala:

Rasulullah ﷺ bersabda:

> "Orang yang berghibah akan didatangkan pada hari kiamat, lalu diberikanlah amal kebaikannya kepada orang yang ia ghibahi. Jika amal kebaikannya habis sebelum lunas, maka dosa orang yang ia ghibahi dipindahkan kepadanya."

(HR. Abu Dawud)


Penjelasan:

Kalau kita ghibah seseorang, di hari kiamat kita harus "membayar" dengan amal kebaikan kita sendiri! Bahkan bisa jadi dosa orang lain dilemparkan ke kita. Rugi besar.


Agar Terhindar dari Ghibah

1. Sadar bahwa ghibah itu dosa besar

Selalu ingat bahwa ghibah bukan dosa kecil. Ghibah bisa menghanguskan amal kebaikan dan menjadi sebab masuk neraka. Kesadaran ini akan membuat kita lebih berhati-hati saat berbicara.

2. Sibukkan diri dengan hal-hal bermanfaat

Orang yang waktunya penuh dengan amal baik seperti membaca Quran, belajar ilmu, berdzikir, atau bekerja, biasanya tidak sempat mengghibah orang lain.

3. Pikirkan perasaan orang lain

Kalau kita tidak mau dighibahi orang, jangan juga mengghibahi. Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Hindari majelis (perkumpulan) yang penuh ghibah

Kalau kita duduk bersama orang-orang yang suka ghibah, lebih baik kita cari alasan keluar atau alihkan pembicaraan ke hal yang lebih positif.

5. Jaga lisan dan hati

Sebelum bicara, tanyakan ke diri sendiri:

"Apakah yang aku katakan ini bermanfaat?"

"Apakah ini akan menyakiti orang lain?"

Kalau ragu, lebih baik diam. Karena diam itu juga ibadah.


6. Ingat malaikat mencatat semua ucapan

Allah berfirman:

> "Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."

(QS. Qaf: 18)


7. Berdoa kepada Allah

Minta kepada Allah agar diberi kekuatan untuk menjaga lisan. Sebab menjaga lisan itu bagian dari menjaga seluruh amal.


Doa Agar Dijaga dari Ghibah

اللَّهُمَّ احْفَظْ لِسَانِي عَنْ الغِيبَةِ وَالنَّمِيمَةِ، وَطَهِّرْ قَلْبِي مِنَ الضَّغِينَةِ وَالحِقْدِ، وَاجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ


Bacaannya (Latin):

Allahumma ihfaz lisani 'anil ghibati wannamimah, wathahhir qalbi minadh-dhaginati wal-hiqdi, waj'alni min 'ibadikas-salihin.

Artinya:

"Ya Allah, jagalah lisanku dari ghibah dan namimah (adu domba), sucikanlah hatiku dari kebencian dan dengki, dan jadikanlah aku termasuk hamba-hamba-Mu yang shalih."

#dakwah #islam #kajian #ustadz #qouteislam #nasihat #dirikita #perbanyak #amal #kebaikan #insyaallah #surga

— di Bandung, Jawa Barat.

Confusion double bind



Teknik "confusion double bind" dalam hipnosis Ericksonian adalah teknik yang memanfaatkan paradoks dan kebingungan untuk mengarahkan pikiran bawah sadar ke arah penyelesaian masalah. Teknik ini sangat efektif untuk mengatasi kecemasan karena bekerja dengan cara yang tidak langsung, tidak mengancam, dan tidak menekan rasa takut.


Berikut beberapa contoh teknik confusion double bind, analogi, dan metafora yang dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan:


1. Confusion Double Bind:

• Terapis: "Saya ingin Anda merasakan kecemasan Anda sepenuhnya.  Rasakan sensasinya, bayangkan skenarionya.  Namun, pada saat yang sama, saya ingin Anda menyadari bahwa Anda masih dapat bernapas, Anda masih dapat merasakan tubuh Anda, dan Anda masih dapat mengontrol diri Anda.  Biarkan kecemasan itu ada, tetapi jangan biarkan kecemasan itu mengontrol Anda."


Analogi: "Bayangkan kecemasan Anda seperti gelombang di laut.  Gelombang akan datang dan pergi, besar dan kecil.  Anda tidak bisa menghentikan gelombang, tetapi Anda bisa belajar untuk mengendarainya.  Biarkan gelombang kecemasan datang, rasakan kekuatannya, tetapi jangan biarkan gelombang itu menenggelamkan Anda.  Teruslah bernapas, teruslah mengendalikan perahu Anda."


Metafora: "Kecemasan Anda seperti seekor burung yang terbang di sekitar Anda.  Anda tidak bisa menghentikannya terbang, tetapi Anda bisa memilih untuk tidak membiarkannya hinggap di pundak Anda.  Biarkan burung itu terbang, tetapi jangan biarkan dia mengendalikan Anda."


2. Confusion Double Bind:

• Terapis: "Saya ingin Anda merasakan kecemasan Anda sepenuhnya.  Rasakan sensasinya, bayangkan skenarionya.  Namun, pada saat yang sama, saya ingin Anda menyadari bahwa Anda tidak perlu mengendalikannya.  Biarkan saja kecemasan itu ada, biarkan saja mengalir seperti air.  Anda tidak perlu melawannya, Anda hanya perlu menyadarinya."


Analogi: "Bayangkan kecemasan Anda seperti sungai yang mengalir.  Anda tidak bisa menghentikan air mengalir, tetapi Anda bisa memilih untuk tidak berenang di arus yang kuat.  Biarkan air mengalir, tetapi jangan biarkan dia menarik Anda ke dalam pusarannya.  Tetaplah di tepi sungai, amati air mengalir, dan biarkan dia pergi."


Metafora: "Kecemasan Anda seperti awan yang melayang di langit.  Anda tidak bisa menghentikannya bergerak, tetapi Anda bisa memilih untuk tidak membiarkannya menghalangi matahari.  Biarkan awan itu melayang, tetapi jangan biarkan dia menutupi sinar matahari.  Tetaplah fokus pada matahari, biarkan dia menghangatkan Anda."


3. Confusion Double Bind:

• Terapis: "Saya ingin Anda merasakan kecemasan Anda sepenuhnya.  Rasakan sensasinya, bayangkan skenarionya.  Namun, pada saat yang sama, saya ingin Anda menyadari bahwa Anda tidak perlu takut.  Anda kuat, Anda mampu menghadapi apa pun yang datang.  Kecemasan itu hanya sebuah perasaan, itu tidak akan menyakiti Anda.  Anda bisa menghadapinya dengan tenang, dengan keberanian."


Analogi: "Bayangkan kecemasan Anda seperti api unggun.  Api unggun bisa memberikan kehangatan dan cahaya, tetapi juga bisa membakar jika tidak dikontrol.  Anda tidak perlu takut api unggun, Anda hanya perlu belajar mengendalikannya.  Biarkan api unggun menyala, tetapi jangan biarkan dia membakar Anda.  Tetaplah di dekat api unggun, rasakan kehangatannya, tetapi jangan biarkan dia membakar Anda."


Metafora: "Kecemasan Anda seperti badai yang datang.  Anda tidak bisa menghentikannya datang, tetapi Anda bisa memilih untuk tidak membiarkannya menghancurkan Anda.  Biarkan badai itu datang, tetapi jangan biarkan dia menghancurkan Anda.  Tetaplah berdiri teguh, biarkan badai itu berlalu, dan Anda akan tetap berdiri kokoh."


Penting untuk diingat:

• Teknik ini harus digunakan oleh terapis yang terlatih dan berpengalaman dalam hipnosis Ericksonian.

• Keberhasilan teknik ini sangat bergantung pada hubungan terapeutik yang kuat dan kemampuan terapis untuk membangun kepercayaan dengan klien.

• Teknik "confusion double bind" bukanlah solusi ajaib.  Ini merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam konteks terapi yang lebih luas untuk mengatasi kecemasan.

Teknik ini bekerja dengan memanfaatkan kemampuan pikiran bawah sadar untuk menemukan solusi yang tidak selalu disadari oleh kesadaran.  Dengan mengarahkan pikiran bawah sadar melalui paradoks yang halus, klien dapat menemukan cara untuk mengatasi kecemasan mereka dengan cara yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Menyikapi Video , berita berupa tulisan gambar


Menyikapi video berita yang belum tentu benar membutuhkan kehati-hatian dan kemampuan berpikir kritis.  Berikut beberapa langkah yang bisa Anda ambil:

1. Periksa Sumbernya:

• Kredibilitas Kanal:  Apakah kanal YouTube atau platform penyedia video tersebut dikenal terpercaya dan memiliki reputasi baik dalam meliput berita?  Perhatikan jumlah subscriber, lama beroprasi, dan jenis konten yang biasanya diunggah.  Kanal-kanal yang baru atau yang fokus pada sensasi seringkali kurang kredibel.

• Verifikasi Website/Akun Resmi: Jika video tersebut mengklaim berasal dari media tertentu, kunjungi website atau akun media sosial resmi mereka.  Cari berita yang sama di sana.  Ketidaksesuaian informasi bisa menjadi tanda peringatan.

• Cek URL:  Perhatikan alamat website atau URL yang ditampilkan. Apakah terlihat mencurigakan atau mirip dengan website resmi tetapi berbeda sedikit?


2. Analisis Konten Video:

• Kualitas Produksi:  Video yang berkualitas rendah, dengan pengeditan yang buruk atau gambar yang buram, bisa menjadi indikasi informasi yang tidak terpercaya.

• Kejelasan Narasi:  Apakah narasi dalam video jelas dan faktual, atau justru penuh dengan opini dan emosi yang berlebihan?  Informasi yang akurat biasanya disampaikan secara tenang dan objektif.

• Bukti Pendukung:  Apakah video tersebut menyertakan bukti-bukti yang kuat, seperti wawancara dengan saksi mata, dokumen resmi, atau data statistik?  Ketiadaan bukti atau bukti yang lemah patut dipertanyakan.

• Adanya Manipulasi:  Perhatikan kemungkinan manipulasi video, seperti pengeditan yang menyesatkan, audio yang diubah, atau penggunaan gambar yang tidak kontekstual.


3. Bandingkan dengan Sumber Lain:

• Cari Berita yang Sama: Cari berita yang sama dari media-media lain yang terpercaya.  Jika informasi tersebut tidak diberitakan di media-media lain yang kredibel, maka perlu diwaspadai.

• Konsultasi dengan Pakar:  Untuk topik-topik tertentu, Anda bisa berkonsultasi dengan pakar atau ahli di bidangnya untuk memvalidasi informasi dalam video.


4.  Perhatikan Bahasa dan Nada:

• Bahasa yang Provokatif:  Video yang menggunakan bahasa yang provokatif, kasar, atau menghasut cenderung bertujuan untuk memanipulasi emosi penonton dan kurang kredibel.

• Nada Berbias:  Perhatikan apakah video tersebut memiliki bias tertentu, misalnya bias politik, ideologi, atau agama.


5.  Tingkatkan Literasi Media:

• Belajar Mengenali Hoaks:  Pelajari ciri-ciri video berita hoaks dan cara mengidentifikasinya.

• Berpikir Kritis:  Biasakan diri untuk berpikir kritis dan tidak langsung percaya pada informasi yang Anda lihat di media sosial atau internet.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat meningkatkan kemampuan Anda dalam menyaring informasi dan menghindari penyebaran informasi yang salah melalui video berita.  Ingatlah bahwa kewaspadaan dan kemampuan berpikir kritis adalah kunci untuk menghadapi informasi yang tidak terpercaya di dunia digital.


 

Cara menyikapi informasi

 


Berikut beberapa cara menyikapi informasi yang belum tentu benar:

• Verifikasi sumber informasi: Periksa kredibilitas sumber informasi. Apakah sumber tersebut terpercaya, memiliki reputasi baik, dan bebas dari bias?  Perhatikan juga apakah informasi tersebut didukung oleh bukti dan fakta yang valid.

• Bandingkan dengan sumber lain: Jangan hanya mengandalkan satu sumber informasi. Bandingkan informasi tersebut dengan sumber lain yang terpercaya untuk memastikan keakuratannya.  Jika informasi tersebut tidak konsisten di berbagai sumber, maka patut dicurigai.

• Perhatikan konteks: Perhatikan konteks di mana informasi tersebut disampaikan.  Apakah ada agenda tersembunyi di balik penyampaian informasi tersebut?  Konteks dapat membantu Anda memahami maksud dan tujuan penyampaian informasi.

• Identifikasi bias:  Perhatikan apakah terdapat bias dalam penyampaian informasi. Bias dapat berupa bias politik, ekonomi, sosial, atau lainnya. Bias dapat mempengaruhi objektivitas dan keakuratan informasi.

• Waspadai informasi yang terlalu sensasional: Informasi yang terlalu sensasional atau bombastis seringkali tidak akurat.  Informasi yang baik biasanya disampaikan secara faktual dan berimbang.

• Periksa tanggal publikasi: Informasi yang sudah lama mungkin sudah usang atau tidak relevan lagi. Pastikan informasi yang Anda baca masih up-to-date.

• Gunakan penalaran kritis:  Jangan langsung percaya pada informasi yang Anda baca. Gunakan penalaran kritis untuk mengevaluasi informasi tersebut.  Pertanyakan sumber, bukti, dan konteks penyampaian informasi.

• Laporkan informasi yang menyesatkan: Jika Anda menemukan informasi yang menyesatkan atau berbahaya, laporkan kepada pihak berwenang atau platform media sosial yang bersangkutan.

• Tingkatkan literasi digital:  Tingkatkan kemampuan Anda dalam mengidentifikasi informasi yang benar dan salah.  Pelajari cara mengevaluasi sumber informasi dan mengenali tanda-tanda informasi yang menyesatkan.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda dapat lebih bijak dalam menyikapi informasi yang belum tentu benar dan menghindari penyebaran informasi yang salah.

Meracuni diri sendiri

  🩺 Penyakit yang Bisa Timbul karena Menyimpan Dendam & Sakit Hati 💔 1. Penyakit Jantung dan Tekanan Darah Tinggi • Dendam = stres...