Senin, 17 November 2025

MANAGEMENT KHAWATIR

 


*MANAGEMENT KHAWATIR*

Khawatir itu datang ketika kita ingin mengendalikan hal yang sebenarnya bukan wilayah kita.

Maka resepnya sederhana: kerjakan yang bisa dikerjakan… dan serahkan sisanya kepada Allah.

1. Kerjakan yang Memang Tugas Kita

Jika itu bisa diusahakan, maka gerakkan tangan.

Jika itu bisa direncanakan, maka susun langkah.

Jika itu bisa diperbaiki, maka perbaiki sekarang.

Khawatir hilang ketika tubuh mulai bergerak.


2. Beri Tugas kepada Allah untuk Hal yang di Luar Kendali

Masalah yang tak bisa kita sentuh,

waktu yang tak bisa kita percepat,

hati orang lain yang tak bisa kita ubah—

itu semua bukan tugas kita.

Serahkan kepada Allah,

karena Tawakal adalah bagian dari ikhtiar mental.

Saat kita berhenti memaksa, hati berhenti gelisah.


3. Berbagi Tugas: Kita Kerja, Allah Sempurnakan

Kita ikhtiar → Allah yang memberi hasil.

Kita bergerak → Allah yang membuka jalan.

Kita merencanakan → Allah yang mengatur skenario terbaik.

Begitu “pembagian tugas” ini dipahami,

kecemasan pun turun, karena hati tahu perannya.


4. Hasilnya? Tenang.

Yang sudah diusahakan → lega.

Yang sudah dititipkan pada Allah → damai.

Yang sudah dilepas → tidak lagi mengikat pikiran.

Begitulah manajemen khawatir:

Usaha itu tugas kita. Ketentuan itu tugas Allah.

Jumat, 14 November 2025

5 orang ini ngga perlu di lawan



 5 ๐™Š๐™๐˜ผ๐™‰๐™‚ ๐™„๐™‰๐™„ ๐™‰๐™‚๐™‚๐˜ผ ๐™‹๐™€๐™๐™‡๐™ ๐˜ฟ๐™„๐™‡๐˜ผ๐™’๐˜ผ๐™‰, ๐˜ฝ๐™„๐™Ž๐˜ผ ๐™ƒ๐˜ผ๐˜ฝ๐™„๐™Ž ๐™€๐™‰๐™€๐™๐™‚๐™„

Kamu tidak harus membuktikan apa pun ke semua orang. Kadang, justru karena terlalu sibuk “melawan” orang yang salah, kamu kehilangan fokus untuk bertumbuh. Dunia ini penuh dengan orang yang tidak butuh penjelasanmu, tapi ingin melihat reaksimu. Semakin kamu meladeni, semakin kamu memberi mereka bahan bakar untuk menertawakanmu. Psikolog sosial menyebut ini ego trap — jebakan emosional di mana kamu berusaha menang atas orang yang sebenarnya tak layak diperjuangkan.

Kenyataannya, orang yang benar-benar kuat bukan yang selalu menang debat, tapi yang tahu kapan harus berhenti. Energi mentalmu terbatas; dan jika kamu buang untuk hal remeh, kamu tidak akan punya cukup tenaga untuk hal besar. Maka, daripada memaksakan diri untuk “menang”, belajarlah mengenali siapa yang pantas dihadapi, dan siapa yang cukup kamu diamkan.

Berikut lima tipe orang yang sebaiknya tidak kamu lawan, karena setiap konfrontasi dengan mereka hanya membuatmu kehilangan arah.

1. Orang yang selalu merasa paling benar

Tipe ini tidak butuh diskusi, tapi pengakuan. Kamu bisa beri data, fakta, bahkan bukti nyata, tapi hasilnya tetap sama: mereka akan memutarbalikkan semuanya agar tetap jadi pemenang. Melawan mereka sama saja dengan debat di labirin; kamu tidak akan keluar sebagai pemenang, hanya lelah.

Lebih baik biarkan mereka merasa benar. Dunia tidak butuh kamu membetulkan semua orang. Gunakan waktu dan tenagamu untuk membuktikan lewat tindakan, bukan argumen. Saat hasilmu berbicara, semua debat akan berhenti dengan sendirinya.


2. Orang yang hidup dari drama

Mereka bukan cari solusi, tapi atensi. Setiap masalah dijadikan panggung, setiap perbedaan dijadikan bahan sensasi. Jika kamu terlibat, kamu akan terseret dalam pusaran energi negatif yang tidak berujung. Mereka menikmati kekacauan, dan emosimu adalah bahan bakarnya.

Cara terbaik menghadapinya bukan dengan emosi, tapi dengan batasan. Batasi respons, batasi waktu, batasi keterlibatan. Orang seperti ini akan kehilangan tenaga saat kamu tidak memberi reaksi. Dan di titik itu, kamu menang tanpa harus bertarung.


3. Orang yang iri dan ingin menjatuhkanmu diam-diam

Iri hati tidak selalu terlihat, tapi bisa terasa. Mereka tersenyum di depanmu tapi mengkritik di belakang. Jika kamu mencoba melawan dengan membuktikan bahwa kamu “lebih baik”, kamu sudah masuk dalam permainan mereka. Semakin kamu bersinar, semakin mereka ingin memadamkanmu.

Hadapi dengan diam dan prestasi. Iri hati tidak bisa dikalahkan dengan argumen, hanya dengan hasil yang tak bisa dibantah. Dalam Singgasana Kata, banyak pembaca belajar satu hal penting: tidak semua orang pantas tahu seberapa keras kamu berjuang, cukup tunjukkan lewat hasil yang konsisten.


4. Orang yang keras kepala tapi malas belajar

Orang yang keras kepala tapi punya kemauan belajar, bisa jadi rekan yang berharga. Tapi yang keras kepala sekaligus malas belajar? Itu sumber stres. Mereka menolak masukan, tapi tidak juga mencari pengetahuan baru. Melawan mereka hanya akan membuatmu kehabisan logika.

Lebih baik jaga jarak. Kamu tidak bisa menyalakan lampu di ruangan yang pintunya dikunci. Fokus saja pada dirimu sendiri dan orang-orang yang terbuka pada pertumbuhan. Dalam jangka panjang, itu yang akan membedakan kemajuanmu dari mereka.


5. Orang yang licik dan manipulatif

Ini tipe paling berbahaya. Mereka tidak menyerang langsung, tapi membuatmu terlihat salah di depan orang lain. Saat kamu terpancing untuk melawan, justru kamu yang terlihat agresif. Mereka ahli memainkan peran korban.

Hadapi dengan strategi, bukan emosi. Simpan bukti, jaga reputasi, dan biarkan waktu yang membuka topeng mereka. Orang manipulatif tidak tahan dengan transparansi; cepat atau lambat mereka akan jatuh oleh permainan mereka sendiri.

Pada akhirnya, hidup bukan tentang menang atas semua orang, tapi tentang menjaga fokus agar kamu tetap bisa berjalan jauh. Jadi, daripada melawan orang yang salah, lawan kemalasan, ego, dan rasa ingin diakui. Di sanalah pertarungan yang sebenarnya.

Sekarang giliran kamu. Dari kelima tipe orang tadi, siapa yang paling sering kamu hadapi di hidupmu? Ceritakan di kolom komentar dan bagikan tulisan ini — siapa tahu, seseorang di luar sana sedang butuh pengingat untuk berhenti melawan hal yang tidak layak diperjuangkan.

Jumat, 31 Oktober 2025

Sedekah ala Abu Dhom- Dhom

 


*The Power Of Self Healing*

*Tahukah anda tentang Abu Dhom dhom di catat sebagai ahli surga ?*

Bismillah 

_Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh_

*Sedekah ala Abu Dhom-Dhom* yaitu dengan memaafkan dan menghalalkan semua kesalahan orang yang telah menyakiti kita.


*Ada yang udah tau kisahnya* ?

Yang belum tau, yuk simak sama sama…

Dalam sebuah majlis bersama sahabatnya Rasulullah bersabda : “Bisakah salah satu dari kalian menjadi seperti Abu Dhom Dhom?

*Siapakah Abu Dhom Dhom yaa Rasulullah ?*

Ia adalah orang yang senang bersedekah ia keluar dipagi hari, dan ketika ia ingin bersedekah dan tidak mendapati apapun yang bisa ia sedekahkan.. 

*Ia angkat kedua tangannya dan berdoa kepada Allah*:

Ya Allah… 

Hari ini siapapun yang memfitnah saya, mengumpat saya, mencaci maki saya, menggosipkan saya, yang membicarakan keburukan saya… 

saya maafkan mereka, saya halalkan perbuatan mereka,.. 

Saya bersedekah dengan kehormatan saya.

Aamiin

Mampukah, kata Rasulullah kembali kepada sahabat sahabat nya. 

Kalian menjadi seperti *Abu Dhom Dhom* ?

*Bukan berarti lemah*, tapi tangguh dan hebat. 

Hatinya bersih dan mulia. Tidak membuatnya menjadi hina dan rendah di mata Allah Ta’ala


Yuk kita sama sama mensifati *Para Ahli Surga*.

*Sebelum tidur*, baca Ayat Al ikhlas 3x, Al falaq dan Annas,

Tiupkan ke dua telapak tangan, usapkan ke seluruh tubuh sedapat nya 

Selanjutnya: 

kita sebut nama nama mereka yang pernah menyakiti dll 

Ya Allah… Demi Rezeki ku Kebahagiaan Kedamaian ku , sebelum aku tidur siapapun yang memfitnah saya, mengumpat saya, mencaci maki saya, menggosipkan saya, yang membicarakan keburukan saya… 

saya maafkan mereka, saya halalkan perbuatan mereka,.. 

Saya bersedekah dengan kehormatan saya.

Aamiin

lalu maafkanlah sepenuh hati dengan niat berittiba /mengikuti kebiasaan ahli jannah yakni *Abu Dhom Dhom*


https://www.abdulahhubai.com/2024/04/sedekah-ala-abu-dhom-dhom-yaitu-dengan.html

Senin, 20 Oktober 2025

 


๐Ÿ”จ 

Pelajaran dari Paku dan Palu

Suatu hari, paku berkata kepada palu:


“Mengapa selalu kamu yang memukulku?”


Palu tersenyum dan menjawab lembut:


“Aku tidak melakukannya untuk menyakitimu,

aku melakukannya agar kamu bisa menancap lebih dalam,

agar kamu bisa kuat menahan beban,

agar kamu mencapai tujuanmu.”





๐ŸŒฟ 

Makna yang Dalam



Dalam hidup, sering kali kita merasa seperti paku —

dihantam oleh masalah, disakiti oleh keadaan,

atau diuji oleh orang-orang di sekitar kita.


Namun jika kita mau berhenti sejenak dan melihat lebih dalam,

kadang yang kita anggap pukulan itu sebenarnya proses penempaan.

Bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk meneguhkan posisi kita.





๐Ÿ’ซ 

Ujian adalah Palu Kehidupan



Setiap pukulan membawa pelajaran.

Setiap kesulitan menanamkan kekuatan baru.

Tanpa palu, paku hanya akan tergeletak tanpa makna.

Tapi dengan palu, ia menancap kokoh di tempat yang seharusnya.


Begitu juga kita.

Tanpa ujian, kita mungkin tidak pernah tahu seberapa kuat kita mampu berdiri.

Tanpa tekanan, iman dan tekad tidak pernah benar-benar tumbuh.





๐ŸŒธ 

Tuhan Tidak Ingin Menyakiti, Tapi Menguatkan



Kadang Tuhan “memukul” kita bukan karena benci,

melainkan karena Ia ingin kita menancap lebih dalam dalam keyakinan.

Setiap kesakitan yang kita rasa hanyalah bagian dari proses

agar kita lebih kokoh, lebih teguh, dan lebih bermanfaat bagi kehidupan.





๐ŸŒž 

Renungan



Jadi, ketika hidup terasa menghantam,

ingatlah kisah sederhana ini:


Palu tidak pernah membenci paku.

Ia hanya sedang membantu paku menempati tempat terbaiknya.


Dan mungkin — setiap ujian yang datang padamu

bukan untuk menjatuhkan,

tapi untuk memastikan kamu teguh di tempat yang seharusnya kamu berdiri.


Minggu, 19 Oktober 2025

BAHAGIA JUGA PERLU LATIHAN



BAHAGIA JUGA PERLU LATIHAN

Banyak orang ingin bahagia,

tapi sedikit yang mau melatih diri untuk bahagia.

Padahal, seperti otot yang menguat karena dilatih,

hati pun menjadi ringan karena dibiasakan bersyukur.


Bahagia bukan datang tiba-tiba.

Ia tumbuh perlahan — dari cara kita memandang hidup.

Dari cara kita memilih kata, merespons keadaan,

dan menerima hal-hal yang tidak selalu berjalan sesuai rencana.


Kita sering berpikir, “Aku akan bahagia kalau semuanya lancar.”

Padahal kuncinya justru sebaliknya:

Ketika kita belajar bahagia, barulah banyak hal menjadi lancar.


Latihan bahagia bukan berarti pura-pura tertawa.

Latihan bahagia berarti melatih pikiran untuk tidak menetap di luka,

melatih hati untuk tetap lembut meski kecewa,

dan melatih diri untuk melihat sisi terang dari hari yang kelabu.


Setiap hari, kita bisa berlatih:

dengan tersenyum saat ingin mengeluh,

dengan bersyukur atas hal kecil,

dengan menenangkan diri saat marah,

dan dengan mendoakan orang lain meski diam-diam.


Seiring waktu, latihan kecil itu menjadi kekuatan besar.

Sampai akhirnya kita sadar —

bahagia bukan karena hidup ini sempurna,

tapi karena hati kita terlatih untuk melihat keindahan di balik segala kekurangannya. ๐ŸŒฟ


#CARAKTER BUILDING

#SUBCONSCIOUSMIND

#HIPNOSIS

#AKHLAKULKARIMAH

RESET OTAK: AKTIVASI REZEKI

 



RESET OTAK: AKTIVASI REZEKI


Pernahkah kamu merasa sudah berusaha keras, tapi rezeki seperti menjauh?

Semakin dikejar, semakin lari.

Padahal, bukan rezekinya yang menjauh — tapi getaran pikiran kita yang sedang tegang.


Ketika otak penuh tekanan, gelombang pikirannya menjadi “sempit”.

Kita sulit menangkap peluang, sulit melihat jalan keluar,

karena pikiran sedang beroperasi dalam mode bertahan, bukan menerima.


Sebenarnya, rezeki itu tidak perlu dikejar.

Yang perlu dilakukan adalah menyesuaikan diri dengan frekuensinya.

Rezeki itu seperti udara — ada di mana-mana,

tapi hanya bisa dirasakan oleh hati yang tenang dan pikiran yang terbuka.


๐ŸŒฟ Reset otak aktivasi rezeki bukan mantra,

tapi latihan kesadaran untuk mengembalikan tubuh dan pikiran ke keadaan selaras.


Coba lakukan ini setiap pagi atau saat hati mulai gelisah:


  1. Tarik napas perlahan selama 3 detik —
    bayangkan kamu menarik energi tenang dari langit, masuk ke dada.
  2. Tahan 2 detik —
    biarkan energi itu menyebar ke seluruh tubuh.
  3. Hembuskan 4 detik —
    lepaskan rasa takut, khawatir, dan pikiran tentang kekurangan.



Ulangi 3 kali.

Lalu ucapkan pelan di dalam hati:


“Rezeki tidak aku kejar,

tapi aku buka jalan agar ia mudah datang.

Aku tenang, aku percaya, aku siap menerima.”


Dalam keadaan seperti itu, otakmu masuk ke gelombang alpha–theta,

tempat intuisi bekerja dan ide-ide mengalir.

Di situlah pintu rezeki terbuka — bukan karena keajaiban datang tiba-tiba,

tapi karena dirimu mulai selaras dengan aliran kebaikan-Nya.


๐ŸŒธ


Kadang bukan rezeki yang perlu dipercepat,

tapi pikiran yang perlu dilambatkan.

Karena dalam tenang, Tuhan berbisik dengan paling jelas.


Reset Otak 7 Detik , biarkan ide mengalir lagi

 


๐ŸŒฌ️ 

RESET OTAK 7 DETIK — Biarkan Ide Mengalir Lagi


Ketika otak terasa penuh, ide seret, atau pikiran buntu —

itu tandanya sistem saraf sedang “menegang”.

Seperti jalan raya macet: butuh sinyal hijau supaya arus lancar kembali.

Nah, reset otak 7 detik berfungsi seperti tombol “refresh” alami untuk pikiranmu.



๐ŸŒฟ 

Langkah-langkahnya:



1. Heningkan tubuh — (1 detik)

Berhenti sejenak dari aktivitas.

Duduk tenang, pejamkan mata kalau nyaman.


2. Tarik napas perlahan — (3 detik)

Tarik napas dalam melalui hidung.

Bayangkan udara segar masuk ke kepala, membersihkan area di antara alis hingga belakang kepala.


3. Hembuskan perlahan — (3 detik)

Keluarkan napas pelan lewat mulut.

Bayangkan beban, kekacauan pikiran, dan tekanan mental keluar bersama napas itu.


๐Ÿ’ก Total: 7 detik.

Kamu baru saja memberi ruang bagi otak kanan dan kiri untuk sinkron.

Setelah itu, diam 2–3 detik.

Biarkan sensasi tenang muncul.





⚡ 

Mengapa bekerja cepat?



Karena dalam 7 detik:


  • Gelombang otak turun dari beta (sibuk) ke alpha (tenang & kreatif).
  • Sistem saraf parasimpatik aktif, menenangkan tubuh.
  • Aliran darah ke prefrontal cortex meningkat — pusat ide, kreativitas, dan solusi.





✨ Kapan dilakukan:


  • Saat ide mentok.
  • Sebelum menulis, bicara, atau mengambil keputusan.
  • Saat emosi mulai tinggi.



Cukup 7 detik.

Tapi kalau dilakukan beberapa kali sehari,

hasilnya seperti “menyiram taman ide” —

pikiran lebih segar, tenang, dan kreatif mengalir alami. ๐ŸŒฟ


MANAGEMENT KHAWATIR

  *MANAGEMENT KHAWATIR* Khawatir itu datang ketika kita ingin mengendalikan hal yang sebenarnya bukan wilayah kita. Maka resepnya sederhana:...