Mendidik Anak Sesuai Fitrah Seksualitasnya

 





*Mendidik Anak Sesuai Fitrah Seksualitasnya*


Mendidik anak sesuai _fitrah seksualitas_ artinya mengenalkan anak bagaimana bersikap, berpikir, dan merasa sesuai _gendernya._


Jika ia anak perempuan šŸ¤·šŸ»‍♀️, maka kita bangkitkan fitrah seksulitasnya sebagai perempuan.


Jika ia laki-laki šŸ™Ž‍♂️, maka kita bangunkan fitrah seksualitasnya sebagai laki-laki.


Pertanyaan berikutnya yang muncul adalah bagaimana teknis membangkitkan fitrah seksualitas ini.


*Beberapa tahap yang perlu orang tua kawal di tiap fasenya.*


šŸ”“ *Usia 0 - 2 tahun*

Pada usia ini anak harus dekat dengan bundanya.

Pendidikan pertama adalah menyusui anak sampai 2 tahun. 

_Menyusui, bukan memberi ASI._

Langsung disusui tanpa pumping dan tanpa disambi pegang HPšŸ˜ƒ


šŸ”“ *Usia 3 - 6 tahun*

Pada usia ini anak harus dekat dengan kedua orang tuanya.

_Dekat dengan bundanya, juga dekat dengan ayahnya._

Perbanyak aktivitas bersama.


šŸ”“ *Usia 7 - 10 tahun*

Pada usia ini _dekatkan anak sesuai gendernya._

šŸ™Ž‍♂️ Jika _anak laki-laki_, maka dekatkan dengan ayahnya.

Ajak anak beraktifitas yang menonjolkan sisi _ke-maskulin-annya_. 

Cuci mobil/motor, akrab dengan alat-alat pertukangan, dll.

šŸ¤·šŸ»‍♀️ Jika _anak perempuan_, maka dekatkan dengan bundanya. 

Libatkan anak dalam aktifitas yang menonjolkan _ke-feminin-annya._

Perbanyak utak atik di dapur bersama anak, melibatkan anak saat bersih-bersih rumah, menjahit, dll.


šŸ”“ *Usia 11 - 14 tahun*

Usia ini sudah masuk tahap _Pre Aqil Baligh Akhir_ dan pada usia ini mulailah switch/menukar kedekatan,

lintas gender. 

šŸ™Ž‍♂️ Jika _anak laki-laki_, maka dekatkan pada bundanya.

šŸ¤·šŸ»‍♀️ Jika _anak perempuan,_ maka dekatkan pada ayahnya.


❗ _Ada sebuah riset yang menunjukkan jika seorang anak perempuan tidak dekat dengan ayahnya pada fase ini maka data menunjukkan anak tersebut 6x lebih rentan akan ditiduri oleh laki-laki lain_.šŸ˜„šŸ˜„


Jika tidak dekat dengan Ayahnya, maka anak perempuan akan mudah terpikat dengan laki-laki yang memberikan perhatian dan cinta meski hanya untuk kepuasan dan mengambil keuntungan semata.


Saat ada laki-laki yang memuji kecantikannya, mungkin anak gak gampang silau karena ada ayahnya yang lebih sering memujinya. 


Kalau ada laki-laki yang memberikan hadiah, anak tak akan gampang klepek-klepek karena ada ayahnya yg lebih dulu mencurahkan perhatian dan memberinya hadiah.


Pada fase ini jika anak perempuan harus dekat dengan ayahnya, maka sebaliknya, anak laki-laki harus dekat dengan bundanya.


Efek yg sangat mungkin muncul jika tahap ini terlewat, maka anak laki-laki punya potensi lebih besar untuk jadi suami yg kasar, playboy, dan tidak memahami perempuan.


Ada yang bertanya, kalau ortang tuanya bercerai atau LDR bagaimana? 


Hadirkan sosok lain sesuai gender yg dibutuhkan. 

Misal saat ia tak punya ayah, maka cari laki-laki lain yg bisa menjadi sosok ayah pengganti.

Bisa kakek, atau paman.


Sama dengan Rasulullah.

Meskipun tak punya ayah dan ibu, tapi rasulullah tak pernah kehilangan sosok ayah dan ibu. 

Ada kakek dan pamannya.

Ada nenek, bibi dan ibu susunya.


_Fase berikutnya setelah 14 tahun bagaimana?_ *Sudah tuntas*. 

Usia 15 tahun adalah usia aqil baligh

_Artinya anak kita sudah "bukan" anak kita lagi. Ia telah menjelma menjadi orang lain yang sepadan dengan kita._


Maka fokus dan bersabarlah mendampingi anak-anak, karna kita hanya punya waktu 14 tahun saja.


*Ayo jaga anak-anak kita*.


*HYPNO PARENTING itu... PENTING*❤️


_Sumber : Dari berbagai sumber_


www.akhlakulkarimahhipnoterapi.com

Komentar

Postingan Populer